BAB IX
PENILAIAN DAN PENGAMATAN ANAK
Bab ini berfokus
pada peran penting mengembangkan penilaian dalam program pendidikan anak-anak usia
dini dan pentingnya hubungan antara penilaian dan kurikulum. Mempelajari kriteria
untuk prosedur-prosedur penilaian perkembangan yang tepat dan bagaimana untuk
memilih instrument/perlengkapan penilaian untuk kelas anda. Juga, menjadi sadar
akan komponen penilaian yang tepat seperti daftar perkembangan, observasi anak,
portopolio dan instrument penilaian khusus dan peran yang di miliki guru dan
orang tua dalam proses penilaian.
Prosedur-prosedur
penilaian menyediakan metode yang sistematik dalam menjelaskan dan membuktikan
apa yang guru-guru ketahui secara tidak sengaja. Ketika diharapkan sebagai
bagian yang integral akan proses perkembangan kurikulum, penilaian menolong
guru untuk memperluas dan memperdalam pemahaman mereka terhadap anak, kondisi
yang lebih kuat, hubungan yang lebih dekat dengan anak dan untuk membedakan
starategi-strategi pengajaran yang lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan anak.
Ketika keluarga di libatkan dalam prosedur penilaian, guru memperoleh tambahan
pemahaman akan anak dalam konteks keseluruhan dalam lingkungan mereka serta
hubungan dengan orangtua untuk mendukung pertumbuhan anak.
Penilaian
merupakan komponen penting dalam perkembangan dan implementasi kurikulum bermain
kreatif secara keseluruhan. Apa saja kekurangannya dalam proses penilaian
merupakan hubungan antara penilaian dan kurikulum. Hubungan ini diantaranya
bagaimana menyediakan integrasi kebutuhan perkembangan anak dengan tujuan
program dan aktivitas penetapan tujuan program dan perencanaan dan implementasi
aktivitas kurikulum.
A.
Tujuan akan Penilaian Perkembangan
Terdapat
beberapa alasan untuk diadakannnya penilaian terhadap anak. Pendidik awal
kanak-kanak setuju bahwa proses penilaian secara menyeluruh harus di rancang
untuk:
1.
Memperoleh
informasi yang spesifik mengenai anak-anak
2.
Membantu
guru dalam menetapkan tujuan dan merencanakan program
3.
Menyediakan
laporan/riwayat pertumbuhan dan perkembangan tiap anak yang akan di berikan
kepada orang tua
Untuk anak yang
memiliki keterbatasan juga di berikan secara tepat untuk menentukan rencana
pendidikan individual yang meliputi tujuan dan sasaran untuk mengadaptasikan
lingkungan sekolah dan aktivitas ke sekolah khusus anak yang memiliki
keterbatasan atau untuk mengembangkan rencana pelayanan keluarga yang meliputi
tujuan dan sasaran akan dukungan keluarga dan aktivitas perkembangan untuk bayi
dan balita yang memiliki keterbatasan. Program lainnya tidak tepat menggunakan
penilaian sebagai standar untuk menentukan program atau ruang kelas anak serta
menamakan, mengelompokkan, anak sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
Asosiasi nasional pendidikan awal anak menetapkan:
“Penilaian
merupakan proses mengamati, merekam, dan mendokumentasikan pekerjaan/kegiatan
anak dan bagaimana mereka melakukannya sebagai dasar akan beragam keputusan
tambahan yang berpengaruh terhadap anak. Penilaan merupakan integral akan
kurikulum dan pengajaran. Pada awal program kanak-kanak, penilaian memberikan
beberapa tujuan yang berbeda:
1.
Untuk
merencanakan pengajaran kepada individu dan kelompok serta untuk berkomunikasi
dengan orang tua.
2.
Untuk
mengenali anak yang mungkin membutuhkan pelayanan atau campur tangan khusus.
3.
Untuk
mengevaluasi seberapa baik program dalam mencapai tujuan-tujuannya (NAEYC &
NAECS/SDE, 1991,p.32)”.
Penilaian
perkembangan merupakan metode yang sistematis dan berkelanjutan dalam mengamati
individu anak dan perkembangan khusus mereka. Proses ini meliputi:
1. Pengumpulan kejadian-kejadian yang
penting yang dapat di tebalkan/digrafikkan menggunakan teknik-teknik observasi
2. Metode langsung, observasi objektif akan
kemampuan/keterampilan dan perilaku-perilaku khusus dalam tiap domain/bidang
perkembangan.
3. Dokumentasi perkembangan khusus dan
individual pada tiap anak dengan menggunakan catatan anekdot dan percontohan
kerja/kegiatan
4. Sistem untuk berkomunikasi dengan
orangtua, untuk berbagi kelebihan-kelebihan anak dan mengenal area yang perlu
di perhatikan serta mendiskusikan tingkat-tingkat perkembangan berikutnya.
5. Penggunaan mekanisme untuk penilaian
keefektifan program dan untuk meningkatkan perencanaan program
B.
Pemilihan Penilaian Perkembangan yang Tepat
Teknik penilaian
perkembangan yang tepat menyediakan berbagai prosedur-prosedur secara berlanjut
untuk penilaian secara keseluruhan perkembangan anak dari waktu ke waktu. Guru
harus menggunakan informasi penilaian untuk mendukung pertumbuhan anak dan
memuat keputusan harian mengenai program, tidak untuk membandingkan
perkembangan anak-anak atau untuk mengevaluasi pencapaian tujuan akademik.
Adapun pedoman
dari NAEYC dan NAECS.SDE yang meliputi rangkaian pertanyaan untuk mengevaluasi
prosedur-prosedur program penilaian. Disini guru harus dapat menjawab semua
pertanyaan dengan persetujuan:
1.
Apakah
prosedur penilaian berdasarkan tujuan-tujuan dan sasaran pada kurikulum
spesifik yang di gunakan dalam program?
2.
Apakah
hasil penilaian digunakan untuk kepentingan anak yaitu untuk rencana individual
anak meningkatkan pengajaran, mengenali ketertarikan dan kebutuhan anak dan
pengajaran individual bukannya menjerumuskan atau menggagalkan anak?
3.
Apakah
penilaian merupakan tertuju pada semua area pembelajaran dan perkembangan
sosial, emosional, fisik, dan kognitif seperti halnya perasaan dan kecondongan
anak kearah pembelajaran?
4.
Apakah
penilaian menyediakan informasi yang berguna untuk guru dalam menolong mereka
untuk mengerjakan kegiatan/pekerjaan yang lebih baik?
5.
Apakah
prosedur penilaian berstandar pada pengamatan guru secara periode dan teratur?
6.
Apakah
prosedur penilaian terjadi sebagai bagian dari kehidupan di kelas secara terus
menerus bukannya dalam konteks meniru/dibuat-buat atau direncanakan?
7.
Apakah
prosedur penilaian berdasarkan pelaksanaan, di banding hanya pengujian keterampilan
dalam isolasi?
8.
Apakah
penilaian berstandar pada sumber tambahan akan informasi mengenai anak?
9.
Apakah
prosedur penilaian menggambarkan keanekaragaman individual, budaya, dan bahasa?
Apakah itu terlepas dari kecondongan akan budaya, bahasa dan jenis kelamin?
10. Apakah anak memperlihatkan kenyamanan
selama penilaian di banding gelisah atau tegang?
11. Apakah prosedur penilaian mendukung
kepercayaan orang tua terhadap anak mereka dan kemampuan mereka sebagai
orangtua di banding menurunkan kepercayaan mereka?
12. Apakah penilaian menentukan kekuatan dan
kemampuan anak di banding hanya kelemahan atau apa yang mereka tidak ketahui?
13. Apakah guru merupakan penilai utama dan
apakah guru cukup terlatih untuk peran ini?
14. Apakah prosedur penilaian melibatkan kerjasama
antara guru, anak administrator dan orang tua? Apakah informasi dari orangtua
di gunakan dalam rencana pengajaran dan evaluasi pembelajaran anak?
15. Apakah anak di nilai dalam konteks yang
mendukung untuk menentukan apa yang mereka dapat lakukan dengan bantuan sama
halnya apa yang mereka lakukan secara sendiri?
16. Apakah anak memiliki kesempatan untuk
menunjukkan dan menilai pembelajaran mereka sendiri?
17. Apakah prosedurnya sistematik dalam
mengumpulkan data penilaian?
18. Apakah ada prosedur teratur untuk
membicarakan hasil penilaian kepada dibandingkan menggunakan kertas/surat atau
jumlah nilai yang menunjukkan kemajuan anak?
Sebagai tambahan
The Southern Early Childhood Association (SECA, 1990) memberikan beberapa
peringatan akan penggunaan penilaian:
1. Informasi penilaian tidak di gunakan
sebagai tes untuk memberikan peringkat, mengelompokkan atau menopang anak
2. Anak memiliki gaya, tingkat dan motivasi
yang berbeda untuk belajar
3. Anak harus di perlakukan dengan rasa
hormat
4. Semua bentuk penilaian dan evaluasi
dapat di salahgunakan dan berpengaruh terhadap kecondongan akan ras, jenis
kelamin, tingkat penghasilan dan budaya dan para profesional harus melawan
perasaan tersebut
C.
Guru sebagai Evaluator/Penilai
Guru dapat
sangat efektif mengamati perkembangan anak ketika mereka mengikuti pedoman yang
tepat. Mereka harus objektif ketika mengevaluasi anak, dan dapat membuat
keputusan dukungan terhadap perkembangan anak. Untuk menjadi efektif sebagai
evaluator dan memperoleh gambaran total yang akurat akan tiap anak, pendidik
awal kanak-kanak harus menjadi pengamat yang paham dan terikat akan anak.
Menggunakan
pengamatan untuk menentukan tingkat pembelajaran atau masalah perkembangan
dapat menjadi tugas yang menantang untuk guru. Guru tidak harus berlebihan
untuk mengubah perilaku atau kemampuan anak tetapi harus mengamati setelah
jangka waktu tertentu, mendiskusikan pengamatannya terhadap orang tua untuk
menentukan apakah perubahan dalam situasi keluarga berpengaruh terhadap anak
dan perubahan lingkungan atau mengajarkan strategi untuk menolong anak agar
berhasil.
Yang penting
guru harus mengetahui tiap individu anak, mengetahui impian, ketakutan dan
perasaan tiap anak dan menjadi siap untuk masalah atau perubahan yang mungkin
membutuhkan bantuan khusus atau dukungan tambahan. Apa yang terpenting dalam
kehidupan anak tidak selamanya terlihat dan jarang diperhitungkan. Guru yang
terbaik untuk anak yaitu peka terhadap apa yang penting pada anak dan dapat
menggunakan berbagai teknik penilaian untuk membuat proses penilaian secara
keseluruhan yang akan memperluas pemahaman mereka pada tiap anak.
D.
Kerjasama Orangtua dalam Penilaian
Guru dapat
memperoleh tambahan pemahaman akan anak dalam konteks lingkungan anak dengan melibatkan
keluarga dalam proses penilaian. Banner (1992) membahas pentingnya penilaian valid
secara ekologi yang melibatkan analisis keluarga, budaya dan komunitas dan
menganggap anak sebagai bagian dari lingkungan rumah dan komunitas, tidak
sebagai individu terisolasi.
Semua orang tua
harus memiliki masukan dalam proses penilaian perkembangan anak mereka dengan
para profesional yang tepat, mengevaluasi kekuatan-kekuatan dan kebutuhan
keluarga dan menentukan tujuan serta pelayanan untuk anak dan keluarga. Keluarga
berfokus pada penilaian yang menganggap anak sebagai bagian dari sistem
keluarga dan mengenali pengaruh keluarga pada perkembangan anak (Bailey &
Simeonsson, 1988)
Informasi
mengenai kelebihan dan kebutuhan dapat di peroleh melalui berbagai macam metode,
termasuk interview, observasi, tes ataupun kombinasi dari metode-metode
tersebut. Metode pengumpulan data harus secara pribadi, namun metode apa saja
yang di gunakan harus mencerminkan kerangka filosofi akan pandangan secara
ekologikal, yaitu:
1.
Teknik
intervensi yang efektif di berikan terhadap sistem persoalan keluarga oleh
karena itu harus di lengkapi dengan kumpulan data yang berhubungan denga
kelebihan-kelebihan dan kebutuhan-kebutuhan keluarga
2.
Hal-hal
yang berpengaruh secara terus menerus dalam kehidupan anak yaitu keluarga
mereka
3.
Keluarga
merupakan pembuat keputusan dan merupakan rekan para profesional pada awal
proses intervensi (campur tangan)
4.
Pelayanan
menyeluruh yang mempertemukan kebutuhan secara luas seluruh anggota keluarga
lebih bermanfaat di banding sistem pengantaran yang terbagi-bagi
Disamping
penerapannya pada keluarga, proses penilaian juga berfokus pada keluarga yang
memiliki anak dengan keterbatasan, pendidik awal kanak-kanak dapat menggunakan
beberapa teknik penilaian di atas ketika situasi dengan anak mungkin
mengharuskan keterlibatan keluarga pada tingkat yang lebih tinggi.
E.
Komponen-komponen pada Proses Penilaian
Sebenarnya,
proses penilaian secara luas meliputi beberapa komponen yaitu daftar nama
perkembangan, pengamatan anak, portofolio dan penggunaan perlengkapan
penyaringan khusus jika di butuhkan. Komponen ini di bedakan oleh metode
pengumpulan data dan jenis hasil atau informasi yang mereka hasilkan.
1. Daftar
perkembangan
Daftar
perkembangan pada domain/bidang yang sama yang di masukkan dalam kurikulum akan
menyediakan pemahaman yang mendalam pada perkembangan individual anak akan
membantu perkembangan hubungan antara perencanaan penilaian dan kurikulum.
Area pada Daftar
Perkembangan
1. Pengamatan pada area kesadaran
personal di bagi atas 4 subdomain, yaitu:
a. Self-help skills (S-H) kemampuan bantuan
diri: peningkatan kemampuan untuk makan dan berpakaian sendiri dan masuk
ketoilet dan tidur
b. Independence (I) kemandirian:
memperlihatkan pengontrolan diri dan penguasaan lingkungan
c. Personal health (PH) kesehatan pribadi:
perkembangan pengetahuan akan bagian-bagian tubuh, nutrisi, kebersihan
pencegahan penyalahgunaan obat
d. Personal safety (PS) keselamatan
pribadi: pelatihan keamanan pejalan kaki, perlindungan diri, perkembangan
kesadaran akan resiko dalam lingkungan anak
2. Pada area kesehatan emosional mengarahkan
guru mengamati subdomain berikut:
a. Kesadaran, penerimaan dan expresi emosi
mengenal berbagai macam perasaan dan pengungkapan perasaan terhadap satu sama
lainnya
b. Keterampilan-keterampilan:
memperlihatkan respon yang sesuai dan sehat untuk menekan konflik atau
perubahan: penggunaan teknik relaksasi, menyelesaikan masalah dan konflik
emosional
c. Integrasi pribadi/personal integrasi:
memperlihatkan penyesuaian, atonomi diri
d. Pembangunan nilai-nilai; perkembangan
empati, kepercayaan dan rasa hormat
3.
Pada
area sosialisasi menyediakan guru/evaluator percontohan keterampilan dari subdomain berikut:
a.
Interaksi sosial :interaksi
dengan kawan sebaya dan orang dewasa; menyelesaikan konflik,
b.
Kooperasi : menolong, berbagi
mengambil giliran
c.
Perlindungan
sumber-sumber: Menggunakan dan merawat materi-materi dan lingkungan secara tepat
d.
Menghormati
satu sama lain: memahami dan menerima perbedaan individual, memahami persoalan multikultural
4.
Pada area Keterampilan berkomunikasi diamati pada 4 subdomain yang merupakan
perkembangan bahasa :
a.
Bahasa reseptif: mengikuti arahan, memahami dasar konsep
b.
Bahasa
ekspresif : mengungkapkan keinginan, kebutuhan, perasaan; penggunaan kata-kata, kalimat; berbicara jelas
c.
Komunikasi
nonverbal : menggunakan komunikasi yang sama, ekspresi wajah, bahasa tubuh, bahasa tangan
d.
Memori
pendengaran memahami bahasa percakapan, membedakan suara yang berbeda
5. Pada area kognisi. perkembangan
diamati pada 4 subdomain berikut
a.
Penyelesaian
masalah: menggunakan beragam pemikiran, menyarankan solusi untuk masalah kawan sebaya,
menjawab pertanyaan,
b.
Pembentukan konsep: Memahami perbandingan ruang; mengenal warna, bilangan
dan bentuk
c.
Peniruan/memori:
meniru, mengingat kembali kejadian
lampau; rentetan kejadian
d.
Pengumpulan/Klasifikasi: mencocokkan, memisahkan
mengelompokkan, menentukan hubungan antara objek
6. Pengamatan pada area kemampuan perceptual motorik, dimasukkan
pada subdomain berikut :
a.
Koordinasi
mata-tangan/mata-kaki : menggambar menulis
memainkan objek, melempar, menangkap dan memukul
b.
Skill
lokomotor ; Perpindahan tubuh pada suatu ruang: berjalan, melompat, berbaris, meluncur, berlari,
nienggelinding, merangkak
c.
Skill nonlokomotor: statis : melipat,
bergiliran 'menyimpul, goyang, jongkok
d.
Pengontrolan
dan management tubuh: kewaspadaan, keseimbangan, kemampuan untuk memulai dan
berhenti
Penekanan terhadap kurikulum bermain kretif merupakan
perkembangan kreatifitas pada anak-anak, semua anak-anak memiliki potensial
kreatif Guru/evaluator harus
menguraikan indikator kreatifitas pada bagian observasi dalam daftar
perkembangan. Dengan,mengenal karakter dari anak yang kreatif, akan menolong guru untuk rnerencanakan kurikulum
dan mempersiapkan program lingkungan
untuk mendukung perkembangan kreatifitas. Adapun beberapa indikator/ukuran
kreatifitas anak pada usia prasekolah (dibawah 5 tahun) yaitu:
1.
Anak mau mengambil resiko, melakukan
sesuatu secara berbeda, mencoba hal yang baru, mau untuk mencoba hal yang sulit
2.
Anak memiliki selera humor dalam
situasi tiap hari
3.
Anak berpendirian
keras, terang-terangan, mau berbicara secara terbuka dan bebas
4.
Anak merasa nyaman dan melakukan satu
dengan jalan mereka sendiri
5.
Anak
mengungkapkan imajinasinya secara verbal : misalnya mengucapkan kata yang
lucu, dan cerita yang fantastis
6.
Anak tertarik pada banyak hal, ingin
tahu dan banyak tanya
7.
Imajinatif dan menyukai fantasi
8.
Anak menyukai
menggunakan imajinasinya dalam bermain
9.
Inovatif, berdaya cipta, dan banyak
akal
10. Mengarahkan dan memotivasi diri sendiri
11. Fleksibel
12. Menjelajahi dan
bereksperimen dengan benda
13. Baik dalam merancang sesuatu (Tegano, Bennet&,Pike)
2. Observasi Anak
Arsip/dokumen observasi anak dirancang untuk menambah dan melengkapi informasi penilaian yang diperoleh melalui penggunaan
daftar perkembangan. Pengamatan
perilaku pada tiap area menyediakan informasi yang penting berupa deskriptif akan keunikan dan kepribadian pada tiap anak. Arsip observasi
anak bisa berupa catatan-catatan anekdot
yaitu ringkasan naratif mengenai kejadian yang penting, catatan harian aktivitas anak yang ditulis pada
akhir pengajaran, atau buku harian observasi
bermain yang dimana perilaku-perilaku dalam bermain sebagai dasar untuk
observasi (Mindes, Ireton). Arsip
observasi anak harus berisi informasi yang spesifik dan objektif , sedangkan hasil dari observasi anak bisa disimpan
dalam daftar bagian observasi atau laporan
naratif yang berkaitan dengan daftar jika bentuk informasi yang
lebih dalam dibutuhkan. Disarankan
menggunakan bentuk tulisan laporan yang formal, karena informasi ini akan menjadi bagian dari arsip
permanent anak. Adapun beberapa petunjuk untuk persiapan yang cermat, profesional dan penulisan catatan/uraian
observasi yang baik :
A.
Persiapan
1.
Langkah awal yang
penting yaitu membaca seluruh uraian/catatan observasi sebelumnya
mengenai anak. Untuk memperbaharui dan memperluas perkembangan
informasi mengenai keterampilan khusus, menggambarkan perubahan yang terjadi, atau
menggunakan secara. lengkap jenis observasi yang berbeda
untuk menguraikan perkembangan
2.
Untuk melengkapi keakuratan
uraian/catatan observasi, sangatlah penting untuk menjangkau dan memahami domain/area perkembangan. Hal ini bermanfaat untuk memulai dengan membaca kejadian-kejadian perkembangan pada tiap area perkembangan dan
menjadi familiar
3.
Aspek yang
terpenting pada proses penilaian yaitu mengetahui anak melalui apa yang
anda tulis. Mengamati tiap anak secara teratur dan sempatkan waktu untuk mengetahui tiap anak
B.
Tujuan
Tujuan utama pada
uraian observasi yaitu menyediakan informasi yang unik mengenai total perkembangan tiap anak. Mengamati
bagaimana anak berkembang dengan cara mereka sendiri. Seseorang yang familiar
dengan anak dan membaca laporannya
harus dapat mengenal anak melalui deskripsi khusus pada perilaku anak,
tanpa melihat nama anak.
C.
Proses
Memulai
proses penilaian dengan membuat catatan mengenai anak secara teratur. Ketika terjadi sesuatu yang penting, tulis hal tersebut
dan jelaskan secara detail.
1.
Mengembangkan
sistem-sistem untuk mengingat apa yang telah anda amati. Gunakan kartu catatan atau papan observasi
didalam kelas.
2.
Uraian akan lebih menyeluruh jika pengamatan
di buat tiap waktu
D.
Hasil
1.
Bagian/seksi
observasi merupakan hasil pengamatan observasi kelas, harus ditulis dalam bentuk rangkuman pada tiap
domain/area perkembangan
2.
Kalimat uraian observasi harus formal
3.
Laporan harus
ditulis, dieja dan di.jelaskan dengan tepat, jika dibutuhkan gunakan
buku tata bahasa
dan kamus sebagai referensi
4.
Menggambarkan secara positit akan apa yang anak kerjakan
dibanding apa yang mereka tidak
lakukan dengan tepat, juga jelaskan metode efektif yang digunakan untuk
mengatasi masalah dalam kelas
5.
Uraian mengenai
perkembangan anak harus ditulis secara objektif. Misalnya "anak menyukai aktivitas
musik"(tersenyum,antusias,gembira)
6.
Sangat penting untuk menulis dengan jelas dan singkat
serta menggunakan bahasa yang
yang spesifik dan konkrit, Dung lain yang membaca uraian anda harus memiliki gambaran
jelas (misalnya videotape) akan perilaku dan perkembangan anak)
7.
Untuk
memperkuat uraian observasi, pikirkan hal-hal berikut:
a.
Membedakan pengamatan keterarnpilan/perilaku
didalam dan diluar ruangan
b.
Membedakan
pengamatan keteranipilan/perilaku dengan beragam materi, situasi atau orang-orang
c.
Menjelaskan apakah anak sibuk
secara spontan atau dengan dorongan
d.
Jelaskan apakah perilakunya
merupakan inisiatif anak dalam merespon orang lain
E.
Profesionalisme
1.
Daftar
perkembangan dengan uraian, biasanya menjadi bagian dokumen permanen
anak; dan orang tua, anggota staf dan para profesional lainnya yang bekerja
dengan anak, pada masa akan datang mungkin memiliki akses untuk itu. Hal
ini sangat penting bahwa informasi dapat akurat dan uraian tertulis dengan cara professional
2.
Informasi penilaian perkembangan
selalu dianggap rahasia.
F.
Koreksi pengamatan
Untuk memastikan bahwa uraian
akurat dan lengkap, seringlah
menggantinya dengan laporan secara menyeluruh sebelum membaginya
dengan orang
tua atau kolega dan buat suatu koreksi atau pengubahan
3. Fortopolio
Portofolio
merupakan jenis pelaksanaan penilaian yang memberikan guru dengan alat-alat
untuk menyusun contoh kegiatan/kerja untuk melengkapi gambaran perkembangan tiap anak, portopolio ini didasarkan dalam konteks nyata
dunia anak dan menunjukkan pencapaian
anak dari waktu ke waktu. Guru membuat keputusan mengenai pengelompokan fortopolio anak, apa yang dimasukkan dan
seberapa sering mengumpulkan
contoh kerja/kegiatan. Membuat fortopolio merupakan proses yang dinamik yang dapat melibatkan anak, guru. dan orang tua.
Sepanjang usia anak semakin bertambah,
mereka akan mau berpartisipasi dan membuat pilihan mengenai contoh kerja/kegiatan
yang dimasukkan dalam fortopolio mereka.
Fortopolio dapat
disusun dalam berbagai cara, melalui isinya, tema, atau melalui area perkembangan. Metode penyusunan yang paling efektif
untuk penggabungan fortopolio
dengan daftar perkembangan serta pengamatan anak yaitu menggunakan area perkembangan, kesadaran personal, kesejahteraan emosi,sosialisasi,
komunikasi, kognisi dan kemampuan motorik perseptual, sebagai struktur
pengelompokan. Susunan fortopolio dengan
cara ini terdiri dari kumpulan kegiatan tiap anak dalam tiap area perkembangannya, sedangkan untuk contoh kegiatan
misalnya seni,cerita yang dibuat anak buku bacaan.
4. Penyaringan Perkembangan
Adakalanya hasil
penilaian dari daftar perkembangan, observasi anak, portofolio dapat menunjukkan masalah perkembangan anak dalam
area/bidang tertentu. Guru mungkin
memilih untuk melakukan
suatu tambahan penyaringan perkembangan untuk menentukan apakah anak tersebut mungkin memiliki masalah
yang memperlihatkan kebutuhan/keperluan untuk tes/pengujian lebih lanjut.
Instrumen/alat penyaringan menggunakan ujian dan wawancara
yang dijadwalkan pada anak untuk menghasilkan standarisasi, informasi
perkembangan sehingga memperkuat validitas/kebenaran pengamatan guru terhadap
perkembangan anak. Walaupun instrumen/alat penyaringan tidak dapat
digunakan untuk mengetahui spesifik masalah perkembangan, namun hasilnya dapat menambah
informasi yang diperoleh dari daftar
perkembangan dan observasi anak serta mungkin menunjukkan kebutuhan untuk membuat
penyerahan untuk penilaian diagnostik.
Instrument penyaringan perkembangan meliputi bermacan area perkembangan yang meliputi kognisi, komunikasi,
kemampuan perceptual motorik. dan sosialisasi. Dasar intuk
menyeleksi instrumen penyaringan hares mempertimbangkan:
1.
Lamanya proses penyaringan
2.
Kesulitan dalam pembelajaran untuk
memasukkan instrumen penyaringan
3.
Penyesuaian instrument untuk penggunaan pada anak dari
bermacam-macam budaya
4.
Reliabilitas (seberapa wring hasil yang serupa diperoleh)
dan validitas (seberapa akurat instrument
tersebut)
Tes-tes standardisasi diklasifikasikan menjadi:
1.
Tes berdasar patokan, norma, ukuran, yaitu
membandingkan tingkat prestasi atau kemampuan anak dengan standar kemampuan
yang lebih unggul
2.
Tes
berdasar norma, yaitu membandingkan tingkat prestasi atau kemampuan anak dengan
jumlah yang lebih besar dengan umur sebaya
Tipe dari instrument penyaringan
standarnisasi harus secara individual diatur oleh sescorang yang
memiliki hubungan yang baik dengan anak, yaitu memiliki latihan khusus dalam
prosedur tes
F. Prosedur
Menetapkan Tujuan
Hasil dari penilaian perkembangan merupakan alat yang bernilai dalam perencanaan kurikulum. Melalui identifikasi
kejadian-kejadian perkembangan anak, tujuan dapat ditetapkan untuk mempertinggi tingkat perkembangan
selanjutnya. Sasaran perkembangan pendidikan untuk
anak merupakan langkah yang menyediakan hubungan antara penilaian dan kurikulum. Penerjemahan hasil penilaian perkembangan kedalam
tujuan pendidikan yang spesifik untuk anak
melibatkan :
1.
Analisa hasil dari penilaian
2.
Penentuan tujuan perkembangan yaitu paling penting untuk anak
3.
Penetapan tujuan-tujuan yang spesifik,
4.
Pengamatan keterampilan/kemampuan dan perilaku
5.
Penulisan sasaran/tujuan yang anda
inginkan untuk pencapaian dalam bahasa yang kongkrit dan jelas
Guru dan orang tua dapat
menetapkan tujuan Jan kegiatan perencanaan yang dapat menolong pencapaian tujuan
individual anak.
G.
Pertemuan Orang Tua
Pertemuan orang tua merupakan waktu untuk berbagi informasi penilaian.
Tidak hanya guru/evaluator melaporkan
informasi perkembangan, tetapi semua orang tua harus memberikan informasi. Informasi
orang tua mengenai perkembangan anak mungkin harus dimasukkan dalam catatan
observasi. Saling berbagi informasi dapat menolong untuk melengkapi total gambaran anak, beritahukan kepada
orang tua keunikan perkembangan anak mereka, dan perolehlah partisipasi
orang tua dalam mendukung pertumbuhan anak.
Adapun saran
khusus untuk berbagi informasi penilaian dalam pertemuan orang tua,
yaitu :
1.
Persiapan awal
untuk pertemuan yaitu dengan menyusun dan meninjau ulang salinan
daftar perkembangan, catatan/laporan pengamatan, fortopolio dan data tambahan
penilaian. Membawa materi ini pada pertemuan dan siap untuk berbagi informasi dengan orang tua
dengan cara yang dapat dimengerti, bicarakan mengenai:
a.
Keunikan anak mereka
b.
Pentingnya tidak
menggunakan informasi penilaian ini untuk membandingkan
anak mereka dengan anak lainnya
c. Bagaimana
informasi penilaian digunakan untuk menetapkan tujuan, perencanaan program kurikulum, dan pelaksanaan
aktivitas individual
d.
Cara untuk menggunakan informasi ini untuk memfasilitasi perkembangan
anak mereka pada tingkat dan langkah yang tepat dirumah.
Selanjutnya, minta orangtua untuk berbagi:
a.
Informasi mengenai pengamatan mereka
akan perilaku anak dirumah
b.
Gambaran yang jelas
tentang keunikan perkembangan anak mereka
c.
Saran untuk tujuan individu
d.
Cara mereka memfasilitasi
perkembangan anak dirumah
2.
Bersama, menyetujui
sasaran /tujuan yang diputuskan untuk anak dan
menggagaskan ide-ide aktivitas yang dapat diterapkan dirumah dan diruang kelas
menggagaskan ide-ide aktivitas yang dapat diterapkan dirumah dan diruang kelas
3.
Sebelum menutup
pertemuan, tanya orang tua jika mereka mempunyai pertanyaan atau
persoalan yang ingin dibicarakan mengenai perkembangan anak mereka, pekalah
terhadap persoalan orang tua mengenai informasi penilaian. Pastikan orang
tua meninggalkan pertemuan dengan pandangan positif akan perkembangan anak mereka.
H. Penyerahan
Komunikasi mengenai kemungkinan keterlambatan perkembangan dapat menjadi sangat sulit, guru merupakan orang pertama yang mengenali
masalah ini, khususnya jika masalah sangat sulit.
Mengingat daftar perkembangan dan proses penyaringan penilaian hanya dapat mengidentifikasi kebutuhan untuk
tes selanjutnya. pendidik memiliki tanggung jawab untuk mengenai anak yang
mungkin memerlukan penelitian yang
lebih teliti dan untuk mendukung keluarga melalui proses identifikasi dan
intervensi awal.
Selama pertemuan orang tua, ikuti panduan dan perhatikan aspek positif
akan perkembangan awal
anak. Berikan informasi yang hanya berhubungan dengan apa yang anda amati dan hindari membuat pendapat personal.
Dengarkan dengan penuh perhatian ide
atau opini orang tua mengenai masalah dan diskusikan pilihan serta buat
keputusan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah.
Jika melalui proses penilaian dan penyaringan perkembangan, anak mernperlihatkan masalah atau keterlambatan, selanjutnya
evaluasi oleh para profesional mungkin dibutuhkan.
Penilaian diagnostik secara khusus akan :
1.
Memperlihatkan area spesifik
kelemahan dan kelebihan anak
2. Menentukan
masalah alamiah anak
3. Memberi
masukan penyebab masalah atau kekurangannya, jika memungkinkan
4. Membuat
rekomendasi urnm mengenai strategi2 remediasi yang cocok
(Niels &Atkins-Burnett 1993)
Para profesional
yang memenuhi syarat untuk menyediakan berbagai macam pengujian diagnostik misalnya evaluasi komprehensif
atau terapi yaitu:
1.
Ahli syaraf dokter yang mendiagnosa dan mengobati otak dan
sistem nerves
2.
Ahli gizi, menilai kebiasaan
makanan anak dan keadaan nutrisinya
3.
Ahli pengobatan kerja, menilai dan
mengobati anak
yang mungkin memiliki kesulitan
melakukan bantuan diri, bermain atau aktivitas sekolah
4.
Ahli bedah tulang, dokter yang
bergulat pada perkembangan, fungsi sistem rangka (otot, tulang sendi)
5.
Ahli THT, dokter yang mendiagnosa
dan mengobati penyakit telinga, hidung dan tenggorokan
6.
Dokter anak yang khusus menangani
perlindungan kesehatan anak
7.
Ahli terapi fisik, seseorang yang menguji dan merencanakan program terapi untuk anak-anak
8.
Psikiater, dokter yang mendiagnosa dan mengobati psikologis masalah emosional, perilaku
dan perkembangan
Penilaian/pengujian diagnostik secara menyeluruh pada
anak-anak dapat di peroleh dengan baik melalui kedisiplinan
tim profesional.
Pendidik
awal kanak-kanak terkait dengan pengembangan perkembangan optimum pada tiap anak, perencanaan kurikulum dan lingkungan program serta
penyediaan strategi intervensi
untuk individual selama dibutuhkan harus bersandar pada praktek penilaian perkembangan yang tepat agar dapat efektif. Prosedur penilaian
observasi anak dan tambahan prosedur
penyaringan dapat menyediakan kumpulan informasi mengenai area spesifik akan perkembangan anak. Proses penilaian autentik
meningkatkan keefektifan mengajar, dan memperkuat hubungan guru dan
orang tua.
RANGKUMAN BAB
Penilaian
merupakan bagian integral dari program awal anak-anak yang menolong guru lebih
memahami anak dan merencanakan pengajaran yang lebih baik. NAEYC dan NAECS/SDE
memiliki pedoman untuk menyeleksi dan mengimplementasikan prosedur penilaian
dalam program awal anak. Pedoman tersebut berfokus pada tujuan, bidang
penggunaan hasil peran guru, respon anak dan keterlibatan orang tua. Observasi
dan interaksi guru dalam penilaian sangatlah penting dalam penilaian. Masukan
orang tua dalam penilaian sangat penting khususnya untuk anak yang memiliki
keterbatasan. Penilaian menyeluruh dapat mencakup beberapa komponen: daftar
perkembangan, laporan observasi anak, portopolio dan instrument penyaringan.
Daftar perkembangan menilai jangkuan yang lebih luas akan perilaku dan
kemampuan anak dalam 6 area/domain yaitu kesadaran personal, kesehatan
emosional, sosialisasi, komunikasi, kognisi, dan anekdot atau contoh
kejadian-kejadian. Ini sangat penting bahwa informasi ini harus akurat,
professional dan tertulis dengan baik. Portopolio mencakup kumpulan kegiatan
anak dari waktu ke waktu yang mencerminkan perkembangan anak dalam semua area.
Informasi dari proses penilaian di gunakan untuk mengembangkan tujuan dan
sasaran atas penyeleksian aktivitas kelas, perlengkapan dan materi. Informasi
penilaian juga di bagikan dalam pertemuan orang tua. Penyaringan perkembangan
bisa di gunakan ketika hasil dari daftar perkembangan dan laporan observasi
anak menunjukkan masalah mengenai perkembangan anak. Penyerahan masalah anak
dan keluarga kepada para profesional untuk di nilai selanjutnya atau untuk
menyediakan pelayanan dan informasi mungkin terjadi.
BAB
X
PERENCANAAN
KEGIATAN
Sebagai guru yang mengajar anak usia
3 dan 4 tahun di sekolah anak usia dini, pendidik di minta untuk berpartisipasi
dalam sesi perencanaan bersama dengan beberapa guru dari sekolah preschool lain dalam rangka memastikan
konsistensi tujuan kurikulum dan perencanaan kegiatan. Anda menyadari bahwa
setiap guru mempunyai ide berbeda mengenai hal-hal pokok dalam proses
perencanaan kegiatan. Seorang guru menganjurkan metode perencanaan tema-dasar
untuk pengembangan kurikulum. Guru yang lainnya lagi fokus pada prestasi
akademik sebulumnya dan menyakini bahwa metode perencanaan keahlian-dasar lebih
bagus dari pada metode lainnya. Dan yang lainnya lagi fokus terhadap bagaimana
merencanakan metode bagi anak berkebutuhan khusus (cacat fisik) yang mendaftar
di kelasnya secara efektif.
Untuk memfasilitasi proses
perencanaan bersama (the joint planning) di hubungkan dengan filosofi program,
dan mencapai format perencanaan kegiatan yang sesuai, anda harus menyebutkan
isu-isu berikut:
1.
Tujuan
kurikulum dan pelatihan-pelatihan apa yang sesuai dengan filosofi program
tersebut?
2.
Apakah
metode yang menggabungkan the theme-basic dan skills-basic yang mendekati
perencanaan kegiatan?
3.
Tipe
mana dari format perencanaan kegiatan tersebut yang akan berguna bagi guru-guru
preschool dan tipe mana yang betul-betul sesuai dengan program?
4.
Bagaimana
anda memastikan watak berkembang individual masing-masing anak di masukkan
dalam proses perencanaan kegiatan?
5.
Strategi
tambahan apa yang penting untuk menghubungkan watak berkembang anak dan
kebutuhan pendidikan anak dengan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka
Saran-saran untuk menjawab persoalan yang mungkin
terjadi dalam kelas ini akan di beritahukan pada akhir bab ini.
Saat membaca bab ini fokuslah pada: pentingnya
ketepatan perencanaan membangun dalam kegiatan-kegiatan kelas, manfaat petunjuk
untuk perencanaan kegiatan dan pemusatan pembelajaran bagi kelas preschool.
Juga, tambahan pemahaman bagaimana mengindividualkan pengalaman-pengalaman belajar,
rencana untuk bermacam-macam kebudayaan, sosial, dan kelompok sosial dan
kelompok rasial di kalangan siswa, serta menggabungkan strategi-strategi
penempatan siswa yang kurang mampu (cacat fisik) ke dalam lingkungan kelas.
Kurikulum
bermain kreatif termasuk dalam kegiatan-kegiatan yang merespon kebutuhan
perkembangan individual anak dan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan
perkembangan keseluruhan anak. Penting menyesuaikan tujuan belajar umum yang di
adopsi sebagai kerangka kurikulum dengan filosofi program, dan mengatur
sedemikian rupa agar sasaran kegiatan khusus dapat merefleksikan
kebutuhan-kebutuhan individual masing-masing anak. Merencanakan kegiatan yang
tepat bagi pengaturan kelas merupakan satu langkah dalam
lingkaran-berkelanjutan-penafsiran terhadap siswa, perencanaan tujuan dan
program individual, perencanaan kegiatan, dan penerapan rencana kegiatan yang
mengangkat kurikulum tak nampak.
Rencana-rencana
kegiatan yang sama baiknya dengan prosedur instruksional harus sesuai dan tepat
bagi tingkat perkembangan anak.
Bobbi Beckman juga berperan dalam
penulisan bab ini
Anak usia dini belajar sepanjang proses pengamatan,
pendengaran, dan berkreasi, bukan sepanjang proses pasif seperti duduk,
menyimak, dan menerima informasi. Secara terbuka dan fleksibel, lingkungan
belajar di sandingkan dengan guru (yang mampu merespon secara kreatif) yang
mengirimkan sebuah ajakan terhadap anak untuk berinteraksi dengan lingkungan dan
orang-orang di sekitarnya, dan memilih kegiatan mana saja yang dapat
mencerminkan interaksi dan kebutuhan-kebutuhan mereka.
Ketika
program bagi anak usia dini gagal untuk mendasari kegiatan yang sesuai
kurikulum pada pemahaman bagaimana anak usia dini belajar, mengembangkan, dan
malah menekankan pada instruksi dan keahlian akademis bagi mereka, hasilnya
dapat menjadi: anak yang merasa dipaksa atau di tekan untuk sukses dalam
belajar tidak akan menjadi anak yang mengembangkan semangat berpartisipasi dan
keantusiasannya dalam belajar. “ketika kami tidak peduli pada apa yang harus di
pelajari anak dan malahan mementingkan apa yang ingin kami ajarkan, kami
melibatkan anak-anak pada resiko dari sesuatu yang tidak jelas tujuannya”
(Elkind, 1987, et page 23). Tipe anak yang salah didik seperti (miseducation)
seperti ini dapat di temukan di sekolah-sekolah zaman sekarang, dan tipe ini menghambat
akses anak terhadap sebuah lingkungan tepat membangun yang mendorong
partisipasi/keterlibatan mereka dalam bermain sebagai utama dalam proses
belajar (Elkind, 1987).
Sebagai
lawannya, sebuah bahan pokok dalam perencanaan integrasi, pengalaman, kurikulum
kreatif adalah sebuah kerangka santun dan konseptual yang mendukung
pembelajaran anak selama bermain. Anak-anak di gambarkan sebagai orang
berperasaan yang membutuhkan kesempatan untuk menjadi sukses, untuk menentukan
pilihan dan keputusan, untuk tertawa, bergerak, dan beraktivitas dan untuk
mendukung, mencintai, interaksi dengan teman-temannya belajar itu terlihat
menyenangkan, suatu proses yang bermanfaat yang mendukung pengembangan konsep
diri yang positif, menimbulkan rasa ingin tahu mereka tentang dunia, merangsang
pemikiran yang mandiri, dan melatih keahlian menyelesaikan masalah serta
merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak secara berkesinambungan.
Mempersiapkan
anak usia dini dengan berbagai kesempatan untuk menyelidiki lingkungan dalam
dan luar kelas yang sama baiknya dengan untuk menjalin hubungan yang akrab
dengan temannya dan orang dewasa membimbing mereka kea rah proses belajar yang
bermanfaat mengenai diri mereka sendiri, orang lain dan mengenai dunia ini.
“Jujur,
saya percaya bahwa bagi anak… penting untuk tahu seperti pentingnya kita untuk
merasa. Jika faktanya adalah benih-benih yang nantinya memproduksi pengetahuan
dan kebijaksanaan, lalu emosi dan pengaruhnya adalah tanah subur dimana
benih-benih tersebut harus tumbuh. Sekali emosi itu di bangun, rangsangan
terhadap kecantikan, ketertarikan terhadap sesuatu yang baru dan belum ia
ketahui, perasaan simpati, mengangumi atau cinta, baru kami berharap terhadap
objek dari respon emosional kami. Sekali ditemukan, itu menjadi arti yang
kekal. Hal itu lebih penting untuk menuliskan cara bagi anak bagaimana
merangsang rasa ingin tahu daripad meletakkannya pada tekanan keras yang
kenyataaannya tidak siap untuk ia terima (Carson, 1956, p 45)”.
PETUNJUK-PETUNJUK UNTUK
PERENCANAAN KEGIATAN
Tujuan
yang penting bagi kegiatan kurikulum adalah memilih kegiatan-kegiatan yang
dapat meningkatkan pertumbuhan anak dalam keragaman area perkembangan, termasuk
kesadaran pribadi, keinginan untuk menjadi sejahtera/lebih baik, sosialisasi,
komunikasi, aspek kognitif, dan skill menanggapi sesuatu (perceptual motor skills). Sebagai contoh, menyediakan balok
bermacam bentuk dan ukuran lalu menyusunnya bersama dapat menjadi kegiatan
objektif utama yang membantu perkembangan skill bersosialisasi (sosial-skill),
tapi juga dapat meningkatkan perkembangan perceptual motor skills, kemampuan
berkomunikasi dan kemampuan menyelesaikan masalah. Guru yang kreatif dan
fleksibel dapat mengadaptasi berbagai tipe kegiatan untuk di praktekkan bersama
para siswa dari kelompok umur berbeda dan berbagai tingkat perkembangan. Ada
banyak kegiatan yang dapat di adaptasi untuk lingkungan bermain indoor dan outdoor. Pertimbangan dan petunjuk umum untuk perencanaan kegiatan
oleh para guru yang efektif atau berhasil adalah guru yang:
1. Mengakui dan menyetujui
perbedaan-perbedaan individual dalam perkembangan dan pertumbuhan anak.
2. Mengatur tujuan kurikulum dan tujuan
individual dengan tepat bagi tingkatan perkembangan anak.
3. Menerima kegiatan bermain sebagai asas,
bingkai kerja pokok bagi kegiatan keseharian anak.
4. Mengadopsi metode yang bersifat
menyeluruh dengan merespon anak-anak sebagai kesatuan total sebagai integrasi
manusia.
5. Mendukung kegiatan mencari pengalaman,
menjelajah, berpartisipasi dan pilihan anak yang tak terbatas dan kegiatn-kegiatn
aktif
6. Memanfaatkan pemrograman integrasi
(bersatupadu) dengan sebuah keseimbangan dalam pasif/aktif, indoor/outdoor, siswa berinisiatif/guru
berinisiatif dan kegiatan individual/kegiatan kelompok kecil/kegiatan kelompok
besar.
7. Menilai proses menyelidiki/menjelajah
dan belajar darripada hasil belajar.
8. Memasukkan kesempatan-kesempatan untuk
memperoleh pengalaman dengan aspek multikultural, material belajar dan kegiatan
yang belum ada/diterapkan
Dalam peningkatan kreativitas anak dalam semua area
perkembangan, amatlah penting untuk merencanakan, kegiatan orientasi (pemuatan)
proses yang membantu meningkatkan ekspresi diri, ide-ide imajinatif anak,
perbedaan pola pikir dan kemampuan menyelesaikan masalah. Petunjuk dan teknik
umum untuk meningkatkan problem solving dan berpikir kreatif di paparkan oleh
Sawyers dan Tegano (1986) yaitu:
1.
Menyadari
akan banyaknya segi atau aspek dalam problem solving, khususnya perbedaan cara
menyelesaikan masalah (kretivitas). Problem Solving yang kreatif tidak di batasi
dengan seni. Dan sangat mungkin di terapkan dalam semua area/cakupan kurikulum.
2.
Merangsang
anak untuk ambil bagian dalam proses menentukan keputusan. Biarkan para anak
mengambil bagian dalam mengontrol pengalaman belajar mereka
3.
Terlibat
dan beradaptasi pada minat dan ide anak.
4.
Menciptakan
kehangatan, sebuah atmosfir mendukung dan iklim “menerima dan menghormati”.
Lingkungan ini merealisasikan pentingnya kebebasan dan keamanan bagi individu/
penjelajahan berkelompok dan perbedaan
5.
Memberi
waktu pada anak-anak untuk berpikir tentang materi anda dan mengembangkan ide
mereka. Sangat sedikit masalah/soal yang dapat di selesaikan dengan cepat dan
spontan.
6.
Menerima
ide-ide dan respon yang tidak biasa yang mungkin di lontarkan anak. Menghindari
penghargaan atau bantuan yang tidak di butuhkan.
7.
Menangguhkan
keputusan atau evaluasi untuk percobaan penggunaan skill problem –solving oleh
anak-anak.
8.
Mendukung
perbedaan skill problem-solving dengan menyediakan berbagai sumber acuan,
berpartisipasi dan bermain sepanjang penerapan metode questioning:
·
Menurut
kalian benda ini apa?
Dan pertanyaan
lain yang dapat di ikuti oleh pertanyaan menyelidik yang sama/berbeda seperti:
- Apakah bentuk balok-balok itu berbeda?
- Apakah kedua benda ini memiliki
permukaan yang sama-sama lembut?
Dalam metode bermain kreatif, anak-anak terdorong
untuk belajar selama dalam pengalaman bermain imajinatif, termasuk di harapkan
dapat sungguh-sungguh bekerja dengan kartu flash dan alat latihan lain yang
menggunakan kertas dan pensil. Kegiatan bermain yang tidak terbatas mendorong
anak uuntuk belajar selam proses interaksi dengan teman sebayanya, orang
dewasa, lingkungan dan untuk melepaskan semua potensi kreatif yang mereka
miliki (Tegano, Moran, Sawyers : 1991).
PEMILIHAN KEGIATAN DAN
PUSAT PEMBELAJARAN
Saat
pemilihan kegiatan dan materi untuk center pembelajaran, pastikan bahwa apa
yang telah anda pilih sesuai dengan filosofi dan tujuan program anda. Ingatlah
bahwa kegiatan yang anda pilih mencerminkan pemahaman kita terhadap perkembangan
anak dan penilaian-penilaian guru. Menurut Thuman (1991), jika kita menilai:
1.
Waktu
anak, kita hanya memilih kegiatan yang betul-betul bermanfaat bagi anak.
2.
Isi.
Kita memilih yang jujur, tepat dan mengandung pengetahuan yang bermanfaat.
3.
Kretivitas.
Kita memilih kegiatan yang membuat anak dapat menentukan pilihan dan
menggunakan ide mereka sendiri
4.
Berpikir.
Kita memilih kegiatan yang mampu merangsang munculnya beragam jawab tepat yang
dapat anak-anak pikirkan
5.
Kemandirian.
Kita memilih kegiatan yang membuat anak dapat bertindak untuk diri mereka, yang
sesuai dengan perkembangan mereka.
6.
Orang
lain. Kita memilih kegiatan dengan tujuan menjadikan anak sebagai manusia,
bukan seorang peniru.
7.
Bagi
diri kita (para guru). Kita memilih kegiatan berdasarkan penilaian
profesionalitas kita, pengalaman, dan pengetahuan anak.
Pertanyaan-pertanyaan dari Thuman berikut (1981)
dapat membantu para guru untuk memilih kegiatan terbaik dari sekian banyak
jenis kegiatan untuk anak-anak:
1. Apakah kegiatan itu aman?
2. Apakah kegiatan itu tepat bagi kelompok
umur mereka?
3. Apakah kegiatan tersebut sesuai dengan
tingkat kemampuan anak?
4. Apakah kegiatan tersebut membuat anak
dapat menetukan pilihan/berkreasi atau berpikir?
5. Apakah kegiatan tersebut di rancang
dengan baik sehingga petunjuknya dapat dipresentasikan dengan singkat dan
tepat?
6. Apakah kegiatan itu dapat menjamin
kesuksesan anak?
7. Apakah biaya kegiatan sesuai/dapat
dibenarkan dengan penilaian anda?
8. Apakah kegiatan itu merupakan kegiatan
untuk anak?
9. Apakah sesuai dengan kebutuhan anak-anak,
yang di sediakan untuk pertumbuhan mereka dalam beberapa area perkembangan?
(seperti persepsi, sosial, emosional dan kognitif)
10. Apakah jenis kegiatan tersebut telah
dicoba/dipraktekkan sebelum di terapkan?
NAEYC menawarkan panduan berikut untuk membantu guru
dan memilih dan merancang kurikulum yang tepat untuk perkembangan anak
(Breedeamp & Copple,1997):
1.
Kurikulum
yang tepat dan sesuai perkembangan di sesuaikan dengan kebutuhan anak dalan
semua area perkembangan
2.
Kurikulum
berpadu dengan kegiatan, bermanfaat dan menyertakan siswa
3.
Kurikulum
menggunakan pengetahuan terdahulu anak untuk membantu mereka belajar dan
memahami skill dan konsep diri.
4.
Kurikulum
membantu perkembangan anak dan keterampilan berpikir kritis
5.
Kurikulum
mencerminkan kebudayaan dan bahasa asli anak dan mengajak anak untuk berbagi
informasi, mempelajari, dan menghormati keluarga dan perbedaan kebudayaan
teman-temannya.
6.
Tujuan
kurikulum jelas dan mudah di peroleh untuk tingkat perkembangan dan kemampuan
anak di dalam kelas
7.
Ketika
di gunakan, teknologi harus pula di masukkan kedalam filosofi, kurikulum dan
strategi pengajaran bagi program preschool.
Guru harus memilih dari sekian banyak jenis kegiatan
yang tersedia bagi kebutuhan pengetahuan dasar siswa, kesesuaian mereka dengan
tujuan kurikulum, dan potensi untuk mendukung kreativitas dalam diri anak.
Kegiatan dapat membimbing guru preschool dalam pencarian ide-ide segar dan
memancarkan imajinasi dalam hal menciptakan kegiatan inovatif dalam ruang
belajar.
KTERAMPILAN DASAR
PERENCANAAN KEGIATAN
Kegiatan
dapat di terapkan terus di ruang kelas selama penggunaan ketiga alternative
tersebut, namun dengan metode-metode pelengkap untuk perencanaan dan
pengaturan. Dalam satu metode, kegiatan di rencanakan sesuai daerah
perkembangan dan dapat di implementasikan dengan menggunakan skema dasar
perencanaan berurut dalam tingkatan pengembangan skill. Menggunakan metode ini
menekankan pada kesiapan mental perkembnagan anak untuk soal-soal spesifik dan
kegiatan berkelompok dalam ruang kelas untuk menyesuaikan tujuan individual
bagi perkembangan anak.
Metode
lain untuk merencanakan dan menerapkan kegiatan tersebut yakni mengatur kegiatan
kelas dalam satu unit topik atau tema yang dapat di ubah perminggu atau perdua
minggu selama satu tahun. Perencanaan tematik merupakan contoh pengelompokkan
dan bingkai kerja konseptual yang sangat membantu para guru dalam perencanaan
kegiatan mereka. Kegiatan dapat di pilih dan di adaptasi bersamaan dengan tema
sekarang ini. Beberapa tema yang disarankan adalah sebagai berikut:
- Diri sendiri
- Orang-oarang itu istimewa
- Setiap orang memiliki perasaan
- Sesuatu yang di inginkan dengan belajar
- Sesuatu yang kita lihat/dengar
- Sesuatu yang kita rasa/cium/sentuh
- Keluarga/hari libur
- Perayaan tahun baru
- Perayaan keluarga (tahun baru)
- Perayaan kebudayaan
- Hari libur masa dingin
- Keluarga
- Bayi (bayi manusia/bayi binatang)
- Masyarakat
- Transportasi laut/udara/darat
- Orang-orang yang membantu kita
- Apa yang kita lakukan di sekolah
- Kesehatan dan keselamatan
- Menjaga hidup sehat
- Keselamatan di sekolah dan di rumah
- Yang kita makan sehari-hari
- Tumbuhan yang kita makan
- Berteman, berbagi dan menolong
- Berbagi dengan teman
- Bantu-bantu di rumah atau di sekolah
- Mencari teman
- Hewan
- Habitat hewan
- Hewan rimba
- Hewan pertanian
- Hewan di halaman rumah
- Keluarga hewan
- Memelihara binatang
- Dunia kita/dunia ilmu pengetahuan
- Mesin dan perlengkapan
- Musim
- Siang dan malam
- Sesuatu yang bertumbuh
- Memelihara dunia kita
- Alam/berkemah
- Kehidupan di pantai atau laut
Tema dapat di kembangkan oleh para guru dan para
siswa bersama-sama. Contoh-contoh tema di atas dapat mencakup ragam kegiatan
spesifik, menantang siswa, dan pemikiran guru dan nilai-nilai, dan meningkatkan
penjelejahan bermanfaat kedalam perbedaan-perbedaan ide dan kebudayaan yang
disarankan anak dan guru termasuk yang di bawah ini:
1. Kita menghargai diri sendiri dan dunia
kita:
a. Semua makhluk hidup memiliki kebutuhan
b. Saya adalah seseorang yang penting
c. Kita semua mempunyai warisan budaya
d. Kita perlu hidup dalam kedamaian
2. Kita mengirim pesan ketika kita
berkomunikasi
a. Komunikasi itu dua arah
b. Kita berkomunikasi dalam banyak bahasa
dan cara penyampaian
c. Contohnya ada dalam film kartun, buku,
majalah dan televisi
d. Televisi dapat berbahaya bagi kesehatan
kita
3. Kita dapat membuat sebuah perbedaan
diatas planet ini
a. Kita telah di bentuk oleh masal alu,
maka kita membentuk masa depan
b. Orang keturunan Amerika –Afrika telah
berkontribusi besar bagi Amerika
c. Kita merayakan peran penting para
perempuan
d. Orang-orang dari berbagai Negara telah
bekerja keras bagi keadilan dan persamaan hak
e. Kita dapat mengatasi prasangka buruk dan
rasisme
4. Kita berbagi cerita tentang dunia ini
a. Cerita keluargaku itu penting
b. Kita belajar tentang cerita orang lain
c. Kita semua dapat menjadi pencerita dan
aktor (Ayers, 1993, page 98-99)
Membuat daftar tema adalah kerangka kerja yang
bermanfaat bagi perencanaan kegiatan. Bagaimanapun, hal ini penting dalam
wilayah fleksibel, untuk merespon kebutuhan masa ini, minat dan perbedaan latar
belakang anak-anak dan untuk mengubah tema dan rencana sesuai kebutuhan
individu dan kebutuhan perkelompok. Selain itu, juga penting untuk mengadaptasi
ide topik dan kegiatan spesifik bagi perbedaan tingkat perkembangan dalam
kelompok.
Project approach
(pendekatan rancangan) adalah sebuah
studi mendalam mengenai topik atau konsep, yang mempunyai arti personal bagi
anak-anak. Rancangan kegiatan sering di sarankan oleh anak-anak yang
berpartisipasi aktif dalam perencanaan kegiatan, yang di ikutinya selama
beberapa hari atau beberapa minggu. Rancangan kerja bukan merupakan instruksi
langsung dan bukan pula permainan spontan namun respon cepat dari minat anak
dalam konsep kehidupan nyata atau pengalaman mereka. Keduanya merencanakan dan
melanjutkan rancangan yang mengembangkan pemikiran anak, iproblem-solving, dan skill
sosial-negotitation (Kazt & Chard, 1989).
Sebuah metode komprehensif untuk perencanaan
kegiatan termasuk kombinasi antara pengembangan skill, tematik, dan project
approach. Kegiatan-kegiatandi pilih untuk:
1. Yang berhubungan dengan topik tema
rancangan
2. Mendukung tujuan pembelajaran yang telah
diatur bagi dasar individual anak dan penaksiran informasi yang membangun
3. Mendukung pengembangan keseluruhan anak
dengan mendukung tujuan kurikulum program
Kegiatan sehari-hari yang dipilih untuk meningkatkan
perkembangan skill dan hubungannya dengan unit topik harus direncanakan untuk
masing-masing pusat ruang kelas di dalam maupun di luar bagi kegiatan
berkelompok, kegiatan transisi dan kegiatan bermain di luar.
Proses jejaring kurikulum menyediakan banyak kerangka
kerja yang luar biasa untuk menghasilkan rencana kurikulum komprehensif dan
merangkai tema atau rancangan dengan perkembangan. Jejaring ini merupakan
rencana dinamis yang merangkai perbedaan cakupan kurikulum dan meningkatkan
kemungkinan untuk memadukan kurikulum. Penjaringan memperpanjang proses
perencanaan dan menjalin mekanisme bagi perancangan aktivitas dan skill di
sekitar area rancangan sebagai contoh, topik “teman” dituliskan di tengah
halaman dengan gambar garis di sekeliling area berbeda, termasuk kegiatan
bahasa/komunikasi, kegiatan motor skill, kognitif dan lainnya:kegiatan spesifik
dan ide-ide yang di tuliskan diluar masing-masing area, merancang rencana untuk
pengajaran selanjutnya. Bersama-sama anak didik guru menghasilkan kegiatan yang
akan dimasukkan dalam jaringan, menghasilkan fleksibilitas, responsive, dan
proses perencanaan kurikulum kreatif (Katz & Chard, 1989), Women &
Anzziano, 1993
Perencanaan termasuk menentukan sasaran kegiatan,
penggarisbesaran material belajar yang di butuhkan dan metode-metode untuk
menerapkan kegiatan itu, menjelaskan peran guru, dan menyarankan kriteria bagi
evaluasi kesuksesan kegiatan.
PERBEDAAN DI DALAM
KELAS
Proses
belajar anak di pengaruhi oleh “bagaimana cara mereka belajar dan apa yang
mereka pelajari”. Kedua hal ini di pengaruhi oleh kebudayaan mereka. Perbedaan
kebuyaan antar anak dan guru mereka dapat sangat mempengaruhi proses belajar
mengajar. Perbedaan ini dapat “membuat guru salah paham akan murid-murudnya,
salah taksir terhadap kompotensi perkembangan mereka, dan melakukan perencanaan
yang salah terhadap prestasi akademik mereka”.(Bowman & Stott, 1991, hal
121). Kurikulum tepat yang bersifat mengembangkan harus termasuk penekanan pada
konteks sosial budaya anak dan guru secara langsung. Menyediakan pengalaman
tepat yang bersifat mengembangkan perbedaan bagi anak usia dini, mengharuskan
guru memiliki rasa hormat terhadap perbedaan individual dan kepekaan pada
populasi etnik dan budaya yang beragam di masyarakat kita:
Program yang efektif memiliki:
1. Kepekaan guru bagi dan terhadap
pengetahuan perbedaan budaya
2. Pengalaman dan kegiatan kurikulum yang
bermanfaat
3. Berhati-hati dalam memilih material
instruksional
4. Sumber-sumber instruksional yang tepat
(Saracho & Spodek 1983, p,77).
Sikap guru yang mencerminkan prasangka positif
terhadap pembedaan kelompok keluarga dan menilai keunikan siswa, membantu
mendorong pembentukan rasa percaya diri dalam diri anak usia dini dan membantu
mereka membangun empati dan rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan di
masyarakat.
Tujuan untuk sebuah program kegiatan yang merayakan
perbedaan bias termasuk hal-hal sebagai berikut:
1. Membantu anak belajar bahwa masyarakat
dari semua kebudayaan itu bernilai
2. Membantu anak mengakui dan menerima
perbedaan-perbedaan di masyarakat
3. Membantu anak meningkatkan rasa percaya
diri mereka sepanjang apresiasi terhadap warisan budaya mereka sendiri
4. Membuat anak memahami bahwa mereka
adalah bagian dari dunia yang lebih luas
5. Berkontribusi dalam perdamaian dan
keharmonisan di dunia ini selama proses membantu anak mengakui ikatan lazim
kemanusiaan dalam masyarakat di semua lingkungan kebudayaan (Phinice &
Hildberand, 1988, page 16)
Persatuan nasional untuk pendidikan anak usia dini
baru-baru ini mengadopsi pernyataan berjudul respon terhadap perbedaan kultural
dan linguistik dan rekomendasi untuk pendidikan anak usia dini yang efektif.
Tujuannya untuk membantu para guru membentuk program yang peka terhadap bahasa
anak, budaya suku, dan responsive terhadap komunitas dan keluarga dimana anak-anak
ini tumbuh. Sering juga terhadap ketidakcocokan antara budaya keluarga dengan
masyarakat, dan budaya sekolah. Ini merupakan sebuah gangguan tersendiri dan
berpotensi menjadi konsekuensi yang menantang para guru untuk berkata”terima…hargai…nilai…dukung…tingkatkan”
keterlibatan aktif dan dukungan seluruh keluarga, termasuk unit keluarga dan
non-traditional (NAEYC, 1996a) spesifiknya, guru harus:
1. Mengakui bahwa secara kognitif,
linguistik dan emosional anak-anak terhubung dengan bahasa dan kebudayaan
daerah asal mereka
2. Mengakui bahwa anak-anak dapat
menunjukkan pengetahuan dan kemampuan mereka dengan banyak cara
3. Pemahaman tanpa input yang komprehensif
yakni pembelajaran bahasa kedua akan sulit
4. Kegiatan di kelas preschool melibatkan
peran orang tua dan keluarga dalam pengaturan dan program pembelajaran
5. Meningkatkan dan membantu para orangtua
menjadi tahu akan nilai kognitif bagi anak yang mengetahui lebih dari satu
bahasa, dan menyediakan mereka strategi untuk mendukung memelihara dan mempertahankan
pembelajaran yang menggunakan bahasa asal mereka.
6. Mengakui bahwa para orangtua dan
keluarga harus sadar diri terhadap orang yang memberi mereka perhatian dan
pendidikan untuk menghargai dan mendukung anak mereka dalam penilaian kebudayaan
dan norma-norma daerah asal mereka (NAEYC, 1996a, hal 7-9)
Lembar Rencana Kegiatan
(Master Plan)
Tema
: Cara Mary Menuju Havel(nama sebuah tempat)
Tanggal
: 5-9 Agustus
Puzzle
& Games:
Kereta kayu
Balok kayu
Puzzle bus sekolah
Puzzle kendaraan
Puzzle kuda
Balok pecan raya
(yang berhubungan dengan perayaan kultural) digunakan untuk membuat kendaraan
|
Menulis
dan Menggambar
Bentu:bentuk
merangsang anak untuk membuat bentuk mainan mereka sendiri
|
Penjelajahan
Gunungan pasir,
penambahan mobil, truk, truk besar plastic.
Meminta anak untuk
membuat hutan buatan dan pengunungan dengan kaca pembesar
|
Buku-buku
Kereta
Kuda di dalam kandang
Berjalan-jalan di
kota
Kereta uap
Truk besar Bob
Roda raksasa
|
Balok
kayu
Membentuk “hutan”
dengan pita-pita
Menambahkan mobil,
truk, dan pompa gas
|
Bermain
sambil berimajinasi
Kantor travel:
mesin-mesin perjalanan, telepon, buku telepon, peta, tiket mainan, kalender
Koper
Kendaraan (mobil,
bus, kereta) menempatkan kertas dinding bersama, menggunakan kain sebagai
sabuk pengaman mainan
|
Seni
Mengecat dengan
mobil-mobilan plastik, menyusun benda-benda dengan potongan kertas di atas
bentuk truk, membentuk furniture dan menempelkannya di dalam truk
|
Outdoor
Menyetel pompa gas
Kereta kayu
Bermain haling
rintang
|
Kegiatan/Rencana
Tema: Banyak cara untuk
bepergian
Center: Manipulatif
Teacher : Carleom
Minggu : 5-9 Agustus
Material:
·
Kereta
dan rel kayu
·
Blok
karet
·
Puzzle
kuda
·
Bus
sekolah, kendaraan dan truk
·
Blok
pecan raya
·
Manik-manik
Peran anak/Prosedure
Permainan (termasuk konsep, skill dan tujuan kegiatan)
·
Kesadaran
personal- tidak menggigit atau memakan benda kecil
·
Motor
perceptual – merangkai manic-manik, menghubungkan blok karet
·
Kognitif
– mengatur puzzle kembali: menyelesaikan masalah bagaimana menciptakan bentuk
baru dengan blok karet, mengidentifikasi warna, bentuk blok pecan raya,
menggunakan blok untuk membuat kendaraan, menghitung manik-manik yang telah
dirangkai dengan benang
Sosialisasi: mengembalikan
alat bermain ke tempatnya saat selesai bermain: bekerjasama dengan teman sebaya
saat membangun blok atau bermain dengan kereta dan truk, berbagi permainan,
menghargai kreasi teman
Komunikasi: meminta
giliran bermain: penggunaan kata-kata untuk menyelesaikan permasalahan selama
bermain, meminta bantuan guru atau teman
Kesejahteraan emosional:
kepuassaan bermain-membuat pilihan
sendiri
Peran guru/Tanya jawab
(termasuk pertimbangan keselamatan):
-
Meningkatkan
kemampuan identifikasi warna dan ukuran
-
Membantu
anak berhitung
-
Menanyakan
pertanyaan tanpa batas
-
Apa
yang bisa kamu tambahkan pada bentuk ini?
-
Kemana
saja kita bisa bepergian?
-
Dimana
seharusnya kita meletakkan blok bentuk ini?
-
Meluruskan
kesalahan penggunaan material
Adaptasi komentar
-
Memastikan bahwa siswa menghabiskan waktu
beberapa menit untuk menyusun puzzle. Mendorong ia untuk tetap dalam permainan
-
Membantu
anak merangkai manik-manik memberinya manik tambahan untuk di sambung kedalam
rangkaian.
Kebanyakan pendidik anak usia dini juga menggunakan
pendekatan anti-prasangka. Jenis kurikulum ini dalam kelas preschool
mengajarkan perbedaan kebudayaan dan daerah penekanan pada proses membantu anak
“untuk memahami dan berinteraksi dengan nayaman dalam berbagai macam perbedaan,
untuk menghargai kesamaan anggota masyarakat dalam cara-cara berbeda yang
menggambarkan bahwa mereka adalah manusia, dan untuk mengakui dan menghadapi
ide dan tingkah laku yang di prasangkakan” (Derman – Sparks, & A.BC Task
Force, 1989 halaman 71).
Kurikulum antibias memperluas sudut pandang siswa
dan menantang sudut pandang stereotipikal masyarakat berdasarkan gender, usia,
kebutuhan khusus ras dan etnis kebudayaan atau lataar belakang sosial. Dalam
beberapa instansi kurikulum antibias di butuhkan untuk membandingkan sikap
bermasyarakat yang berlaku terhadap kelompok atau populasi tertentu dan secara
aktif mengajar anak untuk melihat individu dengan sikap tak berprasangka dan
selalu positif.
Menerapkan kurikulum antibias kedalam praktek yang
melibatkan perolehan pengetahuan tentang kebutuhan dan latihan keberagaman populasi
dan menunjukkan sebuah komitmen menuju kekayaan, perbedaan, dan lingkungan
kelas yang tidak streotipikal (tidak bersifat meniru-niru). Untuk menerapkan
kurikulum antibias para guru harus melakukan hal-hal berikut:
1. Model interaksi dan perilaku yang
menunjukkan sebuah penghargaan terhadap perbedaan individual dan merefleksikan
keberadaan prasangka
2. Mempraktekkan prosedur pendaftaran yang
mengikuti petunjuk aksi dukungan dan aktif mengejar perbedaan dalam populasi
anak-anak dan keluarga termasuk anak cacat mental atau fisik
3. Memilih ragam material yang bebas
stereotip dan menunjukkan ragam populasi manusia dalam pandangan positif,
situasi produktif.
4. Merencanakan kegiatan kelas yang
melibatkan tipikal non-stereotip dan pandangan berbeda masyarakat, yang
melengkapi siswa berkemampuan perkembangan berbeda dan dari latar belakang
beragam dengan kesempatan untuk sukses dan mendalami pelajaran, serta
meningkatkan rasa menghargai perbedaan-perbedaan individual.
5. Melibatkan para orang tua dan anggota
masyarakat dalam menyediakan beragam sumber, berbagi pengalaman dan
merencanakan kegiatan yang memfasilitasi kegiatan belajar anak mengenai
keberagaman budaya dan populasi
TEKNOLOGI DI DALAM
RUANG BELAJAR
Pada dekade terakhir para peneliti
memeriksa kegunaan dan keluaran computer dalam kelas pendidikan anak usia dini.
Perdebatan berikut berpusat pada ketepatan penggunaan computer oleh anak-anak
mereka bukanlah penempatan tambahan sederhana untuk kurikulum membangun yang
tepat. Computer dapat menjadi bagian penting dalam integrasi kurikulum, ketika
kegunaan computer direncanakan untuk kurikulum total, ketika anak-anak
menggunakan computer secara aktif dan bukan pasif dan ketika telah di pilihkan
perangkat lunak yang cocok untuk pendidikan mereka. Beraneka sudut pandang anak
dan intelegensi mereka dapat dikuatkan dengan penggunaan computer, guru dapat
“memberikan beragam pengalaman yang seringkali di lupakan tapi dapat menawarkan
siswa berkemampuan beragam sebuah kesempatan untuk belajar, mengekspresikan
diri dalam cara-cara yang beragam pula”, (Wrigh, 1994, hal 9).
Pada awalnya penggunaan computer
untuk anak di pelajari dahulu nilainya dalam meningkatkan skill bahasa dan
kognitif anak. Tapi computer juga dapat meningkatkan perkembangan papan
spectrum intelegensi anak. “Pengalaman computer harus mengetuk potensi anak
untuk menjadi imajinatif, kreatif dan beremosi baik dalam pemikiran logis
maupun empiris” (Bowman & Bayer, 1994 hal 20). Sebagai contohnya, anak-anak
dapat menggunakan computer layaknya seorang artis, pendongeng, design, penulis,
mekanis dan pemikir logis (Wright, 1994).
Dalam respon untuk fokus pada penggunaan computer
dan teknologi lainnya seperti alat telekomunikasi dan multimedia dapat di
paduakn dengan teknologi computer, di dalam kelas anak usia dini, NAEYC telah
memaparkan pernyataan berjudul Technology
and Young Children-Ages Three Through Eight (1996b). tujuh rekomendasinya
adalah:
1. Dalam mengevaluasi ketepatan penggunaan
teknologi, NAEYC menambahkan prinsip latihan tepat yang bersifat mengembangkan
dan kurikulum yang tepat dan penaksiran. Pendeknya NAEYC percaya bahwa dalam
beragam situasi yang di berikan, keputusan professional oleh guru di butuhkan
untuk menentukan apakah penggunaan spesifik teknologi tersebut sesuai dengan
umur mereka, sesuai denga individual mereka, dan sesuai dengan kebudayaan
mereka
2. Jika di gunakan dengan tepat teknologi
dapat meningkatkan aspek kognitif anak dan kemampuan sosialnya.
3. Teknologi yang tepat di padukan kedalam lingkungan
belajar regular dan di gunakan sebagai satu dari sekian banyak pilihan yang
dapat mendukung pembelajaran anak.
4. Pendidik anak usia dini harus
meningkatkan akses yang seharusnya terhadap teknologi bagi anak dan
keluarganya. Anak-anak berkebutuhan khusus harus di tingkatkan akses
teknologinya jika memang dapat membantu
5. Kemampuan teknologi untuk mempengaruhi pembelajaran
dan perkembangan anak di gunakan untuk menghilangkan streotipe terhadap
kelompok tertentu dan menghilangkan ekspos kekerasan, khususnya sebagai
strategi untuk problem-solving.
6. Guru-guru dalam kolaborasinya dengan
orangtua, harus menganjurkan teknologi yang lebih banyak dan lebih tepat untuk
semua anak.
7. Ketepatan penggunaan teknologi memiliki
banyak maksud/tujuan bagi perkembangan professional anak usia dini (NAEYC,
1996b, hal 11-15)
Peran guru dalam menciptakan lingkungan kelas,
memilih perangkat lunak, dan menentukan iklim kerja saat menggunakan computer
bagi anak usia dini amat penting. Para guru yang melihat penggunaan computer
sebagai kesempatan lain bagi anak untuk bermain dan bereksplorasi, untuk
membangun hubungan sosialn dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi anak
merupakan peningkatan penggunaan teknologi tepet guna yang bersifat
mengembangkan di dalam kelas. Guru yang memadukan kegunaan computer ke dalam
kurikulum total memilih perangkat lunak untuk mendukung tema atau unit rencana,
menggunakan computer sebagai pilihan ini, dan memperkenalkan buku cerita
interaktif atau perangkat lunak baru saat belajar kelompok. Guru lebih sering
merasa kurang nyaman dengan teknologi di bandingkan anak-anak. Sudut pandang
guru terhadap computer sebagai sesuatu yang deficit mereka membutuhkan sumber,
dukungan dan pelatihan untuk menggunakan teknologi computer. Dapat juga
menimbulkan sudut pandang positif dari diri mereka sendiri sebagai guru yang
kooperatif dengan anak-anak. Guru yang meningatkan pemikiran kritis anak dan
skill problem-solvingnya menggunakan metode Tanya jawab tak terbatas (open
ended) untuk membantu anak-anak sadar untuk “berpikir tentang berpikir”. Tiga
pertanyaan standar untuk di gunakan dalam proses memfasilitasi adalah:
1. Menurut kamu apa yang harus kamu
lakukan?
2. Menurutmu apakah tindakan itu yang
memang seharusnya kamu lakukan?
3. Bagaimana kamu memutuskan untuk
melakukan tindakan itu? (Snider & Badgett, 1995 hal 103)
Menciptakan lingkungan kelas yang menyediakan akses
mudah untuk computer dan beragam perangkat lunak adalah langkah pertama dalam mendukung
penggunaan computer bagi anak. Kelas anak usia dini harus di lengkapi dengan
perangkat keras computer yang kuat dan dapat di perbaharui, yang mendukung
eksplorasi multisensory anak saat penggunaan grafik, suara merekam, animasi dan
menyentuh (Bredekamp & Rosegrant, 1994). Dalam hubungannya dengan perangkat
keras yang memberi control dan pilihan pada anak, perangkat harus di sesuaikan
dengan kebutuhan anak usia dini. Selain penekanan pada penggunaan computer
untuk kegiatan latihan anak, perangkat lunak juga harus dipilih untuk
meningkatkan penjelajahan dan penyelidikan anak. Peran guru sebagai penentu
keputusan dalam pemilihan perangkat lunak tepat yang bersifat mengembangkan
melibatkan evaluasi “fitur anak, fitur guru, dan fitur teknikal” (Shade, 1996,
hal 19). Ketetapan fitur anak dengan perangkat lunak dapat dievaluasi denagn
pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Apakah software tersebut membantu anak
untuk menggunakan computer secara independen?
- Apakah itu meningkatkan proses belajar?
- Apakah meningkatkan interaksi yang dapat
diatur oleh anak itu sendiri?
- Apakah meningkatkan pembelajaran
menjelajah (discovery learning)?
- Apakah meningkatkan kreativitas anak?
- Apakah software itu merupakan software
yang tidak terbatas?
- Bisakah itu di operasikan dari pictur
menu?
- Apakah software itu termasuk konsep yang
tepat umur?
- Apakah software tersebut membuat siswa
dapat mengatur langkah mereka sendiri dalam kegiatan? (Shade, 1996:17)
Fitur guru di masukkan saat memilih software dengan:
- Apa nilai edukasi software tersebut?
- Apakah itu mencerminkan keragaman
budaya, usia, struktur keluarga dan kesukaan?
- Apakah sesuai dengan tujuan dan filosofi
kurikulum?
- Dapatkah software itu diatur sesuai
dengan perbedaan kebutuhan individual anak?
Pertanyaan tentang fitur di pertimbangkan sebagai
berikut:
- Apakah software itu memuaskan secara
estetis?
- Apakah tersedia untuk computer jenis Machintos
dan IMB ?
- Apakah software itu mudah dan cepat di
install?
Mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan di atas untuk
memilih software yang tepat usia, mendorong anak untuk aktif berpartisipasi
dengan menganjurkan atau mengelolah kegiatan, memiliki perintah yang dapat di
tangkap dengan jelas, membuat anak dapat memanipulasi dan menjelajah software
tersebut tanpa pengawasan orang dewasa, merupakan proses yang terorientasi.
Menyediakan kesempatan bagi mereka untuk mencoba respon-respon alternative ,
dan berasal dari kualitas teknis tinggi, (haughland & Shade,: 39). Software
computer yang membuat suasana menjadi amat kreatif dan merangsang daya jelajah,
dan menyediakan aktifitas yang meningkatkan beragam pola pikir dan ekspresi
kreatif anak mendukung pengembangan kreatifitas anak (Tegano, Moran, &
Sawyers, 1991). Meskipun software untuk anak dapat di kembangkan. Anak-anak
jangan di biarkan untuk terikat pada level kesenangan bermain yang sama seperti
halnya saat mereka ingin terus bermain dengan blok dan material seni lainnya (Henninger,
1994).
Terdapat bahan pertimbangan lain untuk pemilihan
hardware dan software yang tepat untuk
digunakan bagi anak berkebutuhan khusus. Computer adalah teknologi alat bantu
yang dapat meningkatkan kesempatan belajar dan berkomunikasi bagi anak. Guru
yang tertarik pada kreatifitas dalam penggunaan computer yang meningkatkan
aspek jelajah anak, dan interaksi tanpa rencana menciptakan iklim positif dan
mendukung bagi pembentukan pengetahuan baru dan lingkungan, sikap ini merupakan
komponen penting bagi kurikulum preschool. Guru yang terus fokus pada anak dan
interaksinya dengan kurikulum akan menemukan kekreatifan baru penggunaan
computer bagi proses pembelajaran dan bermain anak.
PENGALAMAN BELAJAR
INDIVIDUAL
Setiap anak memiliki
pertumbuhan individual yang unik, perkembanga aspek individual dan gaya
berbusana yang unik. Dalam rangka melatih instruktisional individual yang
benar, pendidik anak usia dini harus mengakses tingkat perkembangan tiap anak,
mengatur tujuan spesifik bagi tiap anak, dan menerjemahkan tujuan tersebut
kedalam pendekatan kegiatan ruang kelas yang bersifat mengembangkan. Dalam kata
lain, instruksi yang telah di individualisasikan penting untuk masukan sukses
bagi anak berkebutuhan khusus.
Tujuan program bagi anak berkebutuhan khusus adalah:
1. Untuk mendukung keluarga dengan
menghargai pencapaian mereka sendiri
2. Untuk meningkatkan keterikatan anak
dengan materi, kemandirian dan penguasaan materi
3. Untuk membantu perkembangan anak dengan
kunci area belajar
4. Untuk membangun dan mendukung kompetensi
sosial anak
5. Untuk meningkatkan penggunaan keahlian
anak secara general
6. Untuk menyediakan dan menyiapkan anak
menghadapi normalisasi pengalaman hidup
7. Untuk mencegah anak dari dampak masalah
yang akan dating (Balley & Wolery hal, 35).
Untuk memfasilitasi penerapan pengalaman belajar
individual bagi anak yang tidak mampu/berkebutuhan khusus, pendidik anak usia
dini harus menjadi keluarganya dengan rencana pendidikan pengembangan
individual keluarga. Pengembngan bagi anak usia dini usia 3 tahun keatas,
rencana pemusatan anak terhadap pelayanan pendidikan di kembangkan selama
proses kelompok multidisiplin yang melibatkan orang dewasa, baik orang tua anak
maupun profesional pendidikan dan penaksiran hasil yang mendeskripsikan
kekuatan anak dan fokus area perkembangan dan menghasilkan tujuuan belajar bagi
anak dan fokus area perkembnagan. IEP termasuk komponen beikut:
1. Penjelasan dari tingkat perkembangan dan
fungsional anak
2. Tujuan pengembangan pendidikan
3. Tujuan instruksional
4. Tipe dan jumlah pelayanan yang di
butuhkan
5. Perkiraan penempatan program diman
tujuan anak dapat di capai
6. Prosedur evaluasi kemajuan anak dan
keefektifan dan penempatan program (Allen, 1196, dan Bricker, 1986).
IFSP fokus pada anak dalam konteks keluarga,
menyadari peran orangtua sebagai guru utama dan membuat dan menjadikan keluarga
lebih aktif dan lebih baik dan di perlengkapi untuk menyesuaikan kebutuhan anak
berkebutuhan khusus.
IFSP dikembangkan selama proses kelompok
multidisiplin yang melibatkan orangtua dan professional, mengidentifikasi
kebutuhan anak dan keluarganya, mengidentifikasi kebutuhan anak dan
keluarganya, mengidentifikasi sumber dan mendukung pelayanan yang di sediakan.
IFSP termasuk komponen di bawah ini:
1. Penggambaran tingkat perkembangan anak
di masa sekarang
2. Pengindentifikasian kemampuan dan
kebutuhan keluarga
3. Tujuan anak dan orangtua pertahun
4. Pelayanan intervensi dini yang akan
disedaiakn, pelayanan dukungan keluarga, penggunaan metode yang tepat dan kriteria
prosedur dan rencana batas waktu evaluasi.
Guru preschool yang efektif akan menyadari kebutuhan
untuk memperoleh informasi mengai kondisi anak berkebutuhan khusus yang
mendaftar di kelasnya. Ada terdapat beberapa macam organisasi dan spesialis
untuk membantu guru menyiapkan informasi dan pelayanan yang dapat membantunya menyesuaikan
kebutuhan pendidikan dan perkembangan anak berkebutuhan khusus. Penggunaan
sumber-sumber yang ada di masyarakat untuk menghasilkan metode kolaborasi dan
multi disiplin guna menciptakan lingkungan kelas yang tepat bagi anak
berkebutuhan khusus adalah komponen
dasar masukan yang efektif (Cook, Tessier, & Klein:1992: Wolery &
Wilbers, 1994).
ADAPTASI UNTUK ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
Dalam pembahasan ini
termasuk saran tambahan bagi adaptasi kegiatan kelas untuk lima tipe general
ketidakmampuan : kelemahan fisik, kelemahan pendengaran, dan kesalahan
perilaku/gangguan emosional. Tidak termasuk adopsi untuk gangguan mental anak.
Sebagai gantinya, pembahasan ini di alamatkan langsung pada adaptasi anak
dengan bahsa yang tidak sesuai. Reterdasi mental biasanya menunjukkan dirinya
sebagai penundaan bahasa dan kognitif anak usia dini dan para guru harus
memilih adaptasi yang tepat bagi aspek individual anak.
Tujuan saran adaptasi ini adalah
untuk membantu guru dengan langkah-langkah untuk membuat aktivitas lebih tepat
bagi anak berkebutuhan khusus. Kebanyakan adaptasi ini hanya menghabiskan
sebagian kecil waktu guru. Adaptasi-adaptasi ini disediakan untuk menambah
pengalaman belajar anak yang tidak mampu dan membantu guru dalam mendorong anak
untuk berpartisipasi secara independent dan sesukses mungkin. Ketika
mempraktekkan kegiatan-kegiatan ini, kami menambahkan beberapa petunjuk
tambahan. Agen-agen dan organisasi yang menyediakan informasi untuk membantu
dalam perencanaan program di tuliskan pada gambar 10-3.
PETUNJUK BAGI ANAK
CACAT FISIK.
Anak-anak yang cacat
fisik seringkali mengalami kesulitan dengan skill lokomotor dan mungkin
membutuhkan bantuan kursi roda, sarana pejalan kaki, dan kerangka untuk
bergerak di dalam kelas. Beberapa anak mungkin saja bisa menjelajah lingkungan
kelas dengan menekan sesuatu, seperti mainan container kayu besar, didepan
mereka. Lingkungan kelas harus bebas dan berpola lalu lintas kelas, harus
memfasilitasi kemudahan bergerak mereka. Pemosisian anak sangatlah penting
untuk menambah kesempatan belajar dan mencegah kelainan bentuk otot. Aturan
umumnya adalah untuk memosisikan anak, ketika ia duduk atau berdiri dengan
tubuh simetris dan kepala di garis tengah. Memposisikan anak dalam posisi
lentur (kaki dan pinggul di bengkokkan), dan menegakkan badan perlahan-lahan
merupakan point penting untuk memahami keadaan lingkungan di sektarnya. Saat
membantu anak cacat fisik untuk duduk dengan posisi yang benar, selalulah
memosisikan bahu searah tubuh dan menarik tubuhnya bukan lengannya.
Anak yang cacat fisik khususnya
cacat lengan dan control tangan akan membutuhkan material dan kegiatan yang di
adaptasi dalam rangka kesuksesan pengalaman belajarnya. Menyediakan peralatan
adaptasi khusus seperti bantalan, alat duduk yang akan membantu posisi duduk
anak dalam berpartisipasi di kegiatan kelas. Menyertakan material manipulative
dan mainan di atas meja: menyediakan krayon besar, kuas lukis, dan peralatan
menulis menyediakan kertas potongan lebar di atas meja, dan menyediakan
pegangan yang lebih besar pada mainan untuk memudahkan dan merupakan adaptasi
yang efektif.
Untuk menyiapkan program yang tepat
bagi anak cacat fisik, para guru harus menggunakan jasa professional yang dapat
membantu mengidentifikasi tujuan belajar yang tepat bagi anak dan menyarankan
program yang sesuai. Terapi fisik membantu meningkatkan fungsi motorik mereka.
Para terapi dapat menyediakan program treatment yang di rancang khusus untuk
aktifitas sehari-hari anak berkebutuhan khusus seperti skill member makan hewan
atau berpakaian sendiri. Terapi fisik biasanya yang di lakukan di rumah sakit,
pusat rehabilitasi, dan di sekolah khusus.
Untuk menemukan professional yang
tepat, hibungi ahli penyakit anak-anak, departemen kesehatan lokal, pusat-pusat
rehabilitasi, sekolah khusus, atau agen-agen kesehatan.
PANDUAN BAGI ANAK YANG
CACAT BAHASA
Masukan bagi penderita cacat bahasa
membutuhkan pengaturan alamiah bagi perkembangan berbahasanya. Lingkungan yang
memperkaya pengetahuan berbicara secara alamiah dapat meningkatkan kemampuan
menerima dan berekspresi. Komunikasi dan usaha berkomunikasi adalah dorongan
dan pujian. Panduan untuk mengajar anak yang terhambat berbicara termasuk
penggunaan model bahasa yang besar dan memfasilitasi komunikasi dengan teman sebayanya.
Model ini adalah dasar intervensi natural dan meningkatkan perkembangan berbahasa
bayi, bayi yang baru belajar merangkak. Anak-anak yang telah siap untuk
berkomunikasi verbal perlu untuk menggunakan system komunikasi alternative
seperti bahasa tanda atau teknologi bantu seperti papan komunikasi dan computer
(Hecht, 1997).
Patologis dan audiologist dapat
memberi bantuan dalam perencanaan program bagi anak yang cacat bahasa.
Patologis bahasa di didik khusus untuk memberi evaluasi dan terapi untuk
beragam gangguan, seperti hambatan artikulasi, hambatan penerimaan bahasa,
hambatan bahasa ekspresif, dan gangguan suara (nasal, parau, control nada) dan
gangguan kelancaran berbahasa. Seorang audiologist di butuhkan untuk membantu
kemampuan pendengaran anak, melakukan pelatihan pendengaran bagi anak tunarugu,
dan menyediakan alat bantu pendengaran. Keduanya biasanya bekerjasama secara
professional di pusat bahasa dan pendengaran, rumah sakit, pusat rehabilitasi
atau system sekolah lokal.
PANDUAN BAGI ANAK YANG
CACAT PENGLIHATAN
Meskipun kebanyakan kegiatan dalam
kelas preschool misalnya seni kelihatannya membutuhkan penglihatan untuk
berpartisipasi, siswa yang mengalami cacat penglihatan tidak dapat menikmati
keterlibatannya di semua kegiatan. Kegiatan-kegiatan dapat di adaptasi untuk
menyediakan sensor input alternative dan melibatkan siswa di dalam aktivitas
menyentuh, mencium, dan mengecap.
Selama aktivitas berlangsung
penggunaan kata-kat visual seperti lihat ke bawah, dan perhatikan dan
tunjukkan. Siswa yang cacat penglihatan biasa menggunakan kata-kata untuk
mengekspresikan apa yang mereka lihat. Lingkungan kelas harus di lengkapi
dengan pencahayaan yang baik, beragam kaca pembesar, buku-buku dan tanda-tanda
yang besar. Ruang kelas juga harus di lengkapi dengan kekayaan bahasa dan
interaksi verbal, rekaman cerita, dan buku berbicara untuk memfasilitasi
perkembangan kebahasaan dan skill sosial mereka (Dolinar, Boser, Holm: 1994).
Ketika seorang anak yang mengalami
cacat penglihatan berada di dalam suatu program, guru harus selalu
mengidentifikasi mereka dengan menyebutkan nama dan merangsang anak yang lain
untuk melakukan hal yang sama hingga pada akhirnya anak tersebut akan dapat
mengidentifikasi teman sekelasnya dan gurunya berdasarkan suara mereka. Banyak
anak-anak dengan menunjukkan kelemahan penglihatannya menggosok-gosok matanya.
Ketika perilaku ini diamati oleh anak lain, ia akan terdorong untuk
menghentikan perilaku tersebut.
Mendorong anak besikap mandiri
sangatlah mungkin. Banyaknya usaha coba-salah pada sebuah aktivitas di harapkan
dapat membantu anak yang mengalami cacat penglihatan. Ketika seorang anak
memerlukan bantuan untuk bergerak dalam ruangan, doronglah teman sebayanya
untuk membimbingnya, biarkan anak tersebut memegang siku temannya. Anak yang
cacat penglihatan tersebut harus berjalan selangkah demi selangkah di belakang
pembimbingnya.
Kebanyakan sekolah mempekerjakan
spesialis penglihatan yang dapat menyediakan informasi dan membantu perencanaan
program bagi anak cacat penglihatan. Jika system sekolah lokal tidak
mempekerjakannya seorang guru yang berlatar pendidikan khusus akan membantu
dengan menyediakan kegiatan-kegiatan yang sesuai. Banyak Negara bagian memiliki
sekolah khusus bagi penderita tuna netra atau memiliki komisi khusus untuk
menangani masalah kebutaan. Sekolah atau komisi tersebut merupakan sumber
tenaga ahli yang tepat.
PANDUAN BAGI ANAK
PENDERITA GANGGUAN PENDENGARAN
Pada umumnya kegiatan anak usia dini
di terapkan untuk anak dengan suatu kerusakan pendengaran. Komunikasi total
merupakan kombinasi ujaran dan penandaan pada anak yang sering di
rekomendasikan sebagai metode dari pembelajaran. Anak yang menderita gangguan
pendengaran sering menunda pengembangan bahasa dan suara. Para guru perlu
memilih kombinasi adaptasi aktivitas yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan
anak-anak individu, anak-anak dengan kerusakan pendengaran sering terisolasi
secara sosial dan memerlukan dukungan dan dorongan serta dukungan para guru
untuk mengembangkan hal positif hubungan dengan guru yang bisa di jadikan teladan.
Jika anak memakai alat bantu
pendengaran, konsultasilah pada orangtua anak untuk informasi mengenai waktu
pemakainan, penepatan di telinga, bagaimana cara memeriksa volume dan memeriksa
fungsionalitas-nya dan bagaiman cara mengganti baterinya. Spesialis yang
melayani anak-anak dengan kerusakan pendengaran bisa menjadi sumber daya yang
sempurna untuk membantu guru anak-anak dengan perencanaan program audiologist
yang bersertifikat untuk menilai kehilangan pada pendengaran anak menentukan
alat dengar dan menyediakan pelatihan Therapy audiologist. Seorang therapist
bahasa mempunyai pelatihan untuk mengevaluasi penundaan bahasa dan suara dan
menentukan kebutuhan akan suatu program bahasa dan suara yang di tentukan. Para
profesioanal mungkin di pekerjakan oleh system persekolahan lokal, pusat
rehabilitasi, rumah sakit, atau pusat suara pendengaran.
Petunjuk untuk
Anak-anak dengan Perilaku Gangguan Emosional
Petunjuk kepada anak yang mempunyai
kekacauan perilaku yang secara emosional terganggu dapat di selesaikan dengan
perencanaan dan adaptasi minimal. Aktivitas yang di pusatkan dalam kelas
menyediakan suatu lingkungan sempurna untuk keikutsertaan anak, terutama dengan
penjelasan dan batasan-batasan tergambar jelas dari penggunaan materil yang
sesuai. Menyediakan gambaran rendah pembagian pengurangan pengalihan ketika
pusat dekat dengan satu sama lain.
Konsistensi adalah kunci dalam
pengajaran anak-anak dengan kekacauan perilaku atau gangguan emosional. Selalu
siapkan anak untuk peristiwa atau aktivitas baru. Jadilah konsisten dalam
teknik manajemen kelas selalu menekankan hal positif pada perilaku anak, serta
batas yang di rumuskan dengan baik dan batas konsisten.
Menyediakan pemeliharaan dan kelas
yang mendukung dan mendorong pengembangan dari anak-anak untuk mengangumi diri
sendiri dan percaya pada pihak lain. Kemudahan keterlibatan anak-anak dengan
permainan yang mendorong untuk mengekspresikan diri sendiri dan menyediakan
kesempatan penggunaan keterampilan yang efektif untuk mengijinkan anak-anak
untuk mengatasi ketakutan, frustasi, dan ketersinggungan di dalam hidup sosial dengan
cara yang bisa di terima.
Professional yang dapat membantu
dengan perencanaan program untuk anak-anak dengan kekacauan perilaku atau
gangguan emosional meliputi psikologis, psikiater anak dan para pengajar special.
Para professional ini pada umumnya di pekerjakan oleh pusat kesehatan mental,
rumah sakit anak-anak atau system persekolahan lokal atau praktek privat.
Mencapai Tujuan
Pengembangan melalui Perencanaan Efektif
Para guru secara
efektif menyertakan sasaran hasil individu anak-anak kedalam rencana aktivitas antara
kurikulum dan penilaian, lihat pengembangan dan kebutuhan pendidikan anak-anak
dan menyelesaikan siklus dari kurikulum yang transparan. Sebagai tambahan,
suatu pertimbangan menyangkut cakupan mental tingkat pengembangan anak-anak,
pemahaman bagaimana anak-anak belajar, menghargai keanekaragaman latar belakang
sosial dan budaya anak-anak dan mengetahui strategi untuk pemasukan anak-anak
cacat dan akan menyediakan kerangka untuk memilih aktivitas dan material
pelajaran yang membantu perkembangan pengembangan dari anak dan dukungan dari
tujuan kurikulum. Awal masa anak-anak yang menghargai otonomi, kreativitas dan
penghakiman dari guru, dan di pusatkan kepada anak-anak sebagaiindivvidu, akan
secara terus menerus menciptakan dan menyesuaiakan suasana dan aktivitas
kegairahan yang baru untuk kelas yang tertentu.
Untuk menyediakan konsistensi di
dalam program anda, kelompok guru penting untuk mendiskusikan filosofi
bagaimana anak akan belajar. Menggunakan filosofi sebagai dasar, kemudian anda
dapat menentukan keputusan tentang tujuan kurikulum dan jenis kegiatan dalam
rencana untuk ruang kelas.
Pertimbangkan hal-hal
berikut:
1. Tujuan kurikulum mencerminkan apa yang
kita yakini penting bagi anak usia dini untuk belajar. Diskusikan kepentingan
pengembangan skill dan kompetensi, dan bagaimana hal ini dapat di bantu dengan
pendekatan kurikulum bermain kreatif.
2. Daftarlah perbedaan dalam Theme – Based
dan skill- based identifikasi kontribusi mana yang dapat diterapkan untuk
program anda dan menentukan bagaimana memadukan dua pendekatan ke dalam rencana
kurikulum komprehensif.
3. Daftarlah panduan bagi perencanaan
kegiatan yang sesuai untuk kelas preschool dalam forum perencanaan kegiatan
yang akan memfasilitasi perencanaan dan yang akan merangsang anak untuk
menggabungkan tujuan belajarnya kedalam kurikulum.
4. Diskusikan pentingnya integrasi multicultural
dan pengalaman anti bias kedalam kurikulum juga putuskan bersama mengenai
perilaku, kemungkinan penggunaan dan keuntungan computer di dalam ruang kelas.
5. Tekankan pentingnya penyediaan
pengalaman belajar individual yang sesui kebutuhan anak di dalam kelas.
Diskusikan strategi sebaga masukan bagi siswa yang tidak mampu atau
berkebutuhan khusus, dan tentukan sumberdan konsultan yang ada untuk membantu
dengan adaptasi perencanaan ruang kelas yang sesuai.
KESIMPULAN
Kegiatan harus
mendukung pertumbuhan anak di dalam semua area perkembangan. Kegiatan dapat di
rencanakan untuk masing-masing wilayah perkembangan berdasarkan perkembangan
tingkat kemampuan atau direncanakan dengan tema atau topik. Kegiatan harus
menggambarkan keberagaman dan keanekaragaman pengalaman belajar anak, kurikulum
antibias adalah metode lain yang membantu anak untuk belajar memahami
perbedaan. Guru harus mempertimbangkan penggunan computer secara seksama.
Penggunaan yang tepat termasuk program dan software berkualitas tinggi, sesuai
umur, dan interaktif. Kegiatan dan pengalaman belajar di dalam kela lainnya
harus di indiviadualisasikan untuk anak berkebutuhan khusus. Adaptasi metode
yang sesuai dan full partisipasi oleh semua anak dapat di rancang bagi anak
yang mengalami cacat khusus, cacat bahasa, penglihatan, cacat pendengaran dan
cacat perilaku/gangguan emosional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar